Jumat, 18 November 2011

SYAIR INDAH

syair ini saya akan masukkan ke dalam kumpulan kisah2 romantic yang saya ambil dari berbagai sumber (buku) yang pernah saya dapatkan.
Lantas  kumpulan kisah2 romantis itu akan saya di JADIKAN SEBUAH BUKU, tapi  BUKU YANG NANTINYA INI BUKAN UNTUK DIPERJUAL BELIKAN di toko buku, MELAINKAN UNTUK SEBUAH SOUVENIR PENIKAHAN SAYA nanti. Dan akan saya selipkan kishku bersama calon pendampingku di buku tersebut.

semua berawal dari kedua mata
ketika aku hanya berani mencuri pandang
wajahmu di sana
dengan pakaian rapat tak kau biarkan auratmu
terbuka
karena memang tak selayaknya bisa dipandang
oleh sembarang mata
maka seiring perjalanan masa
kumulai beranikan diri tuk bertanya
tuk selanjutnya berbagi cerita
telah kukatakan kepadamu semenjak awal mula
bahwa aku adalah lelaki ibuku sepanjang masa
sebagai wujud bakti sebagaimana rasul telah
bersabda
“ibumu, ibumu, ibumu!” begitulah dalam sebuah
hadist yang pernah kubaca
“lalu ayahmu!” sebagai kelanjutan ucapan dari
lidah yang mulia
sebuah jawaban darimu membuatku begitu lega
kau berkata bahwa lebih baik memiliki suami yang
berbakti daripada yang durhaka
kau berkata bahwa lebih baik memiliki suami yang
dermawan daripada yang bakhil harta
dan kau pun berharap bahwa pendampingmu kelak
bisa membuatmu bahagia
kau pernah berakata ingin segera menikah sebagai
suatu rencana
bila kelak Allah mempertemukanmu dengan jodoh
pilhan – Nya
agar mampu menjaga kemurnian dan kesucian
niatmu dalam mewujudkan berbagai cita
serta menjadikanmu lebih kuat kalau cobaan dan
ujian datang  menerpa
karena akan ada seseorang yang insya Allah akan
mendampngi senantiasa
namun yang harus kau tahu adalah bahwa aku
lelaki biasa
segala kelebihan dan kelelmahan pastilah kupunya
senaglah hati ketika mengetahui dirimu rutin
dalam sebuah tarbiyah
tidak seperti aku yang hanya pernah msuk 
madrasah
mulai ibtidaiyah, tsanawiyah namun tidak lanjut
ke aliyah
namun sekarang aku sudah lulus kuliah
saat itu pun aku sudah memiliki ma’isyah
teman-temanku berkata, bahwa sudah waktunya
bagiku mencari ‘aisyah
mungkin dengan simpanan yang ada cukuplah
untuk sebuah walimah
tentu saja yang sedehana dan bukan yang meriah
dan aku pun belum sanggup untuk
menyediakanmu sebuah rumah
karena itu kuberpikir untuk mengontrak dulu
sajalah
suatu ketika ketika kau bertanya tentang poligami
kujawab bahwa itu adalah ketentuan Ilahi
tentu saja aku menyetujui
lantas kau bertanya apakah aku akan
melakuknnya suatu saat nanti
kujawab apa mungkin bila adil sebagai syarat
utama tak mampu kumiliki
engkau tersenyyum dimulut atau mungkin sampai
ke hati
sambil mengakui bahwa dirimu belum bisa
menerima bila hal itu terjadi
dan dirimu juga tak bisa menyamai saudah binti
zam’ah istri sang nabi
yang tulus iklhas kepada ‘aisyah dalam berbagi
suatu ktika giliran aku bertanya tentang
kemampuanmu bertilawah
kau menjawab bisa walau tak mau dibandingkan
dengan para qoriah
karena kau merasa masih banyak berbuat salah
dalam mengucap hukum tajwid dan huruf-huruf
hijaiyah
insya Allah kita kan bersama-sama belajar bila
kelak kita menikah
untuk menwujudkan keinginanmu agar bisa
menerangi setiap ruang rumah
dengan alunan suara al-quran yang merupakan
ayat-ayat qauliyah
dari situ mungkin kita bisa membaca ayat-ayat
kauniyah
untuk memastikan keyakinanku untuk menikah
kau pun mngundangku ke tempat temanmu
seorang murabbiyah
dan tak lupa kau  undang aku tuk datang ke rumah
sebagai awal perkenalan dengan bunda dan ayah
dan sebuah titik temu tercapailah
isikharah mencari jawaban tuk menggapai alhul
fillah wa lillah
dalam doa ku brsimpuh pasrah
memohon datangnya jawaban kepada Sang
Pemberi  Hidayah
bila jawaban itu masih menggantung di langit,
maka turunkanlah
bila jawaban itu masih terpendam di perut bumi,
maka keluarkanlah
bila jawaban itu sulit kuraih, maka mudahkanlah
bila jawaban itu masih jauh, maka dekatkanlah



Teruntuk calon istriku
Terima kasih atas sebuah ta’aruf yang indah
Bila datang jawaban itu, kumohon agar memanggilku
Dengan sebutan “abang”
Jambangsblog


Semua ketikan sesuai apa yang saya lihat dan baca.
Sayir indah ini sya dapatkan dari buku yang berjudul ‘Istikharah cinta’, dan buku itu pun mengambil syair ini di kutip dari

sekali lagi,,,,
syair ini saya akan masukkan ke dalam kumpulan kisah2 romantic yang saya ambil dari berbagai sumber (buku) yang pernah saya dapatkan.
Lantas  kumpulan kisah2 romantis itu akan saya di JADIKAN SEBUAH BUKU, tapi  BUKU YANG NANTINYA INI BUKAN UNTUK DIPERJUAL BELIKAN di toko buku, MELAINKAN UNTUK SEBUAH SOUVENIR PENIKAHAN SAYA nanti. Dan akan saya selipkan kishku bersama calon pendampingku di buku tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar