Sabtu, 08 Januari 2011

Aku hanya ingin berbagi : UNGKAPAN HATI LEWAT PUISI # 2010

Terasa
Terasa begitu aneh
Walau sudah terbiasa
Begitu asing rasanya
Jika terus begini
Aku harus bagaimana?

Terasa berada di ruang hampa
Jika sudah begini

Sebenarnya aku menerima perlakuan ini
Hingga tergores luka dan sakit
Aku tak menolak sedikit pun…sungguh
Namun relung hati ini terasa mengeluh
Kenapa harus begini?

Terasa diriku terikat
Terasa bathin ini tertusuk duri
Terasa darah ini membeku
Terasa diriku ini bagai patung
Yang tak ada gairah
Air pun tak ingin lagi menetes
Karena sudah terasa pilu..lebih dari itu

Terasa tak ada pintu masuk ke dalam hatiku
Hati ini sudah tertutup rapat
Terasa menjengkelkan jika sudah begini
Terasa sulit pula untuk membukanya kembali
Lebih baik seperti ini, menutup diri…akan jauh lebih baik
Inilah duniaku sebenarnya ….selalu terasa sendiri
Karya : Yan Yuliani
_ 27 Des 2010


Tak Ingin Lagi
Aku tak ingin merengek lagi
Cukup sampai  disini
Akan kuakhiri semuanya
Dengan kepasrahan yang menggrogoti kekuatanku

Tak ingin mengeluh lagi
Tapi ingin perbaiki kepingan hati
Yang kini hancur berantakan

Tak ingin mengemis perhatian lagi
Karena kutahu, aku butuh diam
Cukup diam membisu
Biar jadi tanya

Mestinya aku takut ada yang hilang
Namun aku siap kehilangan
Jika itu memang pilihan

Karya : Yan Yuliani
_ lupa tanggal Desember 2010



Aku Mampu

Meski suasana sunyi
Meski diriku sepi
Meski sendiri dalam gelap
Meski berjalan tak ditemani
Meski kehidupan kelabu
Aku masih bisa bertahan
Dan mampu begini

Meski tak ada warna pelangi di hati
Meski aku tersingkirkan
Meski keadaannya sulit dan terjepit
Meski bathin ini meradang
Meski berat kulangkahkan kaki
Meski sulit berpijak
Aku akan tetap seperti ini
Tetap bertahan

Walaupun tersiksa bathin ini
Walaupun ada yang menarik ulur hatiku
Tapi aku masih berdiri tegak
Karena kumampu menyembunyikannya,
Dalam realita kehidupan dan di kehidupan semu

Tak ada warna hari
Tak ada senyum di jiwa
Tak ad pula penyegarannya
Aku tetap bagini, mampu menanganinya

Meski tak ada pelipur lara
Aku tak akan lari
Walaupun disatu sisi, ada lara
Tak jadi masalah bagiku
Aku akan berusaha untuk tetap mampu

Terkadang aku ingin menyerah
Terkadang aku ingin mundur
Terkadang aku ingin pasrah
Terkadang juga ingin menghilang
Namun aku tahu, itu bodoh

Maski terkesan ego
Tapi lihatlah diriku
Pastilah akan ternyuh

Walaupun terkadang tak ada harapan
Akan kutunjukkan selalu kekuatanku
Bukan kelemahan

Aku akan tetap begini
Selalu mencoba untuk bertahan
Meski kujalani sendiri
Berat…berat yang luar biasa
Sakit…sakit yang kurasa
Akan kusimpan dalam hati
Karena kumampu begini
Buktikan saja!

Karya : Yan Yuliani
_ 7 Desember 2010

 

Dua Gadis
Dua gadis itu menatapku kosong
Entah itu pilu, sedih, atau perih?
Yang  jelas mata mereka telah lembab
Hingga akhirnya meneteskan air mata

Begitu mengiris hati
Saat mereka meneteskannya
Kami pun terdiam

Dan lebih mengiris hati lagi
Ketika mereka terlontar satu Tanya
Cukup ‘mengapa?’
Mengiris…begitu teririsnya diri ini oleh pertanyaan itu

Tak perlu kujawab
Karena tak ada jawabnya

Karya : Yan Yuliani
_ 4 Desember 2010
Untuk Nania ( si ganteng), Haryati (AnakE mimi)



Kau setia berikanku senyum
Pertama kali kau jumpai diriku
Kau berikanku senyum
Kutanya namamu, kau menjawabnya dengan senyum

Kedua kali, kita saling bertemu
Kau tetap berikanku senyum
Meski sebenarnya, aku lupa siapa namamu

Sekian kali kita bertemu
Kau senantiasa berikanku senyum
Dalam hangatnya keakraban
Yang begitu indah bagiku

Dan terakhir kali, saat kita ditemui penutupan
Kau tak pernah pudar berikanku senyum
Meski sebenarnya, kau kehilanganku
Begitu juga aku yang kehilanganmu
Dan senyummu

Aku tak tahu,
Apa aku bisa menyimpan senyummu di benakku?
Aku tak pernah tahu

Teruslah setia berikanku senyum
Jika kita bertemu lagi di hari esok
Entah kapan!

Karya : Yan Yuliani
_ 3 desember 2010

Buat => Mimi Dewi


Kesendirian
Tak bisa mengelak
Bahwa aku butuh seraut wajah
Agar bisa menepis kesendirianku
Kesendirian yang kini kurasa

Ingin rasanya keluar dari kesendirian ini
Namun tak ada seraut wajah menghampiri
Sulit dan sulit

Tuhan, adakah seraut wajah untukku?
Aku tak mau lagi menunduk terpekur
Yang berharap akan ada seorang
Datang menghampiri dan mengangkat daguku
Aku tak mua lagi, Tuhan!

Kucoba daguku terangkat sendiri
Menatap ke depan tapi tak ada apapun
Yang ada hanyalah air mata bathinku jatuh
Karena menangisi kesendirianku

Bukannya aku ingin menyendiri!
Bukan! Lagipula aku tak mau itu!
Walaupun aku terbiasa dengan kesendirian
Namun kenyataannya hatiku menolak keras
Dan betapa pedih hati ini
Bila meratapi kesendirianku
Membuat kekosongan di hati

Karya : Yan Yuliani
_ 2 Desember 2010


Rasa Sepiku
Memang benar, sepi teman setiaku
Sahabat hidup gelapku
Tak bisa kuhindari
Jika memang sepi itu labirin hati

Munafik, jika ada orang mengusir sepiku
Karena sepi tak akan mati

Meski terbayang ramai, terang, ceria, mempesona
Tapi tetap saja, sepi mendera
Sepi menyelimuti hidupku
Apa boleh buat?
Sepi bagian hidupku ini
Tak ada seorang pun yang tahu
Bahwa diriku….merasa sepi
Teramat sangat sepi

Kini yang bisa kulakukan
Hanya menikmati dan bermain dengan sepi
Menerawang jauh entah kemana
Di dalam keharuan

Jangan sentuh rasa sepiku ini
Bagaimana pun, dialah yang selalu ada untukku

Karya : Yan Yuliani
_ 27 November 2010


Biarkanku menangis

Kali ini saja, biarkan aku menangis
Mengeluarkan semua keterkejutanku
Saat kau jatuhkan butiran mutiara
Bening dan hening
Sesaat namun terasa pahit
Kau menangisiku diujung kisah
Sungguh aku terkejut
Tak pernah kau seperti ini
Menangisiku

Pertama kali kudapati butiran mutiara
Jatuh tanpa terasa
Hingga kuusapkan saja olehku
Kau tak menepis
Membiarkanku terus mengusap
Dan hanyut dalam kesedihan

Karya : Yan Yuliani
_ 23 November 2010
Untuk meredil, tmanQ


Lilin Padamku

Apa karena aku? Atau situasi?
Yang membuatmu begini? Berubah tanpa sebab
Haruskah kurelakan seperti ini?
Tentu saja, tak-a-kan-per-nah
Selamanya, kuingin kau tetap ada
Hanya itu permintaanku

Dirimu bagaikan lilin padamku
Memadamkan semua perasaan
Bathinku tahu perasaanmu dulu dan kini
Sayang, malas kuutarakan
Mungkin karena harga diri

Penatku timbul dikala kau tak ada
Jangan pergi! Aku hanya ingin ditemani
Itu saja

Tak pernah kurasakan dan dirasa
Tentang lilin padamku ini
Terenyuh dalam kesendirian

Di saat kau menjadi lilin terangku
Sedikitpun tak pernah abaikanku
Bisakah lakukan itu lagi?
Tak-a-kan-mung-kin-bi-sa
Karena kau sudah menjadi lilin padamku
Sulit untuk menyala kembali

Karya : Yan Yuliani
_ 9 november 2010


Biar sajalah

Aku selalu terbangun, meski sebenarnya rapuh
Biar sajalah
Tak pernah kutunjukkan kalutku
Sering pula menyembunyikan perihku
Tak ada yang tahu tentang ini, biar sajalah

Diantara sejuta pasang mata melihatku…
Aku ini, mampu berdiri sendiri, kuat, tegar
Padahal, nonsense!
Aku tak seperti itu!

Karya : Yan Yuliani
_ November 2010



Ia

Ia tak mengerti dirinya sendiri
Ia tak memahami sebuah arti
Ia tak bisa melihat apa yang disaksikannya
Ia tak bisa menerjemahkan  ini semua

Yang Ia berbuat hanyalah diam
Menenggelamkan semua kekesalan dalam bathin

Karya : Yan Yuliani
_ Juni 2010
Untuk : Bathinku.



Setengah Diriku Pergi
Setengah diriku pergi
Mencari untuk kembali
Apa yang kucari?
Aku pun tak tahu

Limbung silih berganti
Keresahan kian beradu
Di tepian kegundahan hati

Tak ada elokan mentari
Hanyalah kegelapan rasa menyelimuti hati
Dan awan pekat menjadi saksi

Bukan hancur…
Bukan pula pedih
Atau pun terhianati
Aku hanya sedang mencari jati diri
Yang bersembunyi di balik tebing

Karya : Yan Yuliani
_ Mei 2010



GEMURUH

Tanganku tak mau berhenti bergerak
Menari-nari di atas secarik kertas
Percuma, percuma ke tuliskn semuanya
Semuanya tak ada arti

Gemuruh bathin,
Rasanya tak seimbang apa yang kulakukan

Sahutan angin bagaikan godaan iblis
Tak ingin didengarkan
Melainkan, biar di abaikan saja
Tetap, sahutan angin itu menyergapku,
Menusukku, menohokku hingga ke ulu hati
Aku gemuruh di buatnya
Gemuruh…gemuruh dalam bathin
Mendorongku melakukan di luar penalaran

Aku mencerna sahutan angin itu lamat-lamat
Kenapa aku harus mengikuti sahutan angin?
Ini jelas bukan kehendak bathinku

Kurebahkan tubuh ini ke bantalan awan
Kupejamkan mata sesaat
Namun, hanya ada gemuruh lagi…gemuruh lagi…!
Sekarang apa yang harus di lakukan olehku?

Karya : Yan Yuliani
_ Mei 2010



Sama seperti kau pikirkan

Niat tulus tersimpan dalam relung
Didengar hanya Tuhan
Kuingin dirinya juga tahu
Sayang, mulutku memilih bungkam

Andai seraut wajah menghampiriku
Lalu menanyakan apa yang kurasa
Pastilah aku bernyanyi tentang niatku

Tak perlu dia tahu niatan ini
Tak cukup untuk di utarakan
Aku butuh melakukan
tapi diriku rapuh
Tolonglah….

Bukan dia,
Cukup seraut wajah dan Tuhan mendengarku
Hanya mereka

Karya : Yan Yuliani
_ April 2010


 
Tenggelam

Debur ombak seolah mengiring kepedihanku
Tenggelam dalam lautan pikiran
Benih butir cemas tak bisa disingkirkan,
Tak dapat pula dihindarkan

Seluruh badan diam
Langkah pun menjadi tertatih-tatih
Bahkan suaraku seakan tercekat
Aku tenggelam lagi

Tangan gemetar tak bisa di gerakkan
Melihatnya, butiran air menetes
Berharap akan ada penyegeran
Jika tidak,
Aku kembali tenggelam

Kegelisahan kadang datang mendera
Ketenangan tak kunjung datang
Bila begini,
Yang datang hanya tenggelam

Karya : Yan Yuliani
_ April 2010




Wanita Tercantikku

Teringat senyummu dalam benak,
Wanita Tercantikku

Sulit tuk pejamkan mata
Tiap kali ada bayang semu dirimu
Tak luput menuangkan senyum indah padaku
Senyum yang hanya di berikan untukku
Oh…aku semakin rindu

Wanita Tercantikku,
Izinkan aku bersamamu
Jangan menolak!
Ini hasratku, mengertilah!

Aku bosan menginjakkan kakiku di tanah lembab
Namun tak berjumpa denganmu
Sungguh, aku jenuh selalu menaburkan bunga untukmu
Namun tak pernah ada jawab

Kau harus tahu, Wanita Tercantikku
Bahwa ingin rasanya aku menemani
Ke tampat peristirahatanmu
Tanah lembab yang tengah ku injak ini
Agar aku bisa melepas semua rindu

Karya : Yan Yuliani
_ April 2010
Ungkapan dari hati seorang cowok.


 
Terselip Rindu

Rasa salah menyelinap di hati kecil
Tak pernah kuucap dalam mulut
Tetap merasa acuh

Sering kali, aku mengatakan tak sesungguhnya
Bahwa aku, rindu
haruskah kuutarakan?
Tidak, egoku lebih berkuasa di dalam diriku

Tuhan, aku ingin Dia tahu
Teteskanlah embun penyejuk padanya
Beri tahu dia
Sampaikan rinduku padanya
Hanya sebatas rindu, tak perlu lebih

Aku menunggu dia bicara
“Hai…bicaralah!”
Karya : Yan Yuliani
- April 2010
Untuk seseorang yang telah menyakitiku di bulan April, Good Bye….




INI

Tahukah INI?
Kepuasan yang ingin terwujud
Terselimut ego
Tak ingin berpaling dari sisi manapun
Apakah INI?

INI,
Semua orang memiliki,
Begitu kau yang telah menghinaku
Tapi kau tak tahu apa-apa
Dan kau tak pernah mengerti tentang INI
Sedikit pun

Jika kau mengerti betapa aku memiliki INI
Pastilah kau diam membisu

Tahukah teriakan dan tangisan INI?
Dapatkah terdengar ke seluruh dunia hingga menembus surga?
INI,
Tumpukan kedua telapak tangan ke dada
Ku rasakan INI tersakiti
Haruskah selalu INI?
Sang hati?
Karya : Yan Yuliani
_ 26 April 2010

1 komentar: