Bila
ditanya
Bila ditanya,
Ingin mengenalnya?
Kujawab tidak
Bila ditanya,
Ingin meniggalkan yang lama?
Kujawab, segera mungkin
kutinggalkan
Bila ditanya,
Ingin seperti apa kau ini?
Akan kujawab, seprti wanita suci,
Tak lagi mengenal apapun
Bila di tanya,
Mengapa?
Kujawab singkat, tidak ingin lagi
sakit
Bila ditanya,
Apa maksudnya?
Panjang lebar kujawab,
Bahwa aku tak ingin mengenali yang
belum kukenal
Karena kedinginan yang kudapat
Dan akan kutinggalkan yang sudah-sudah
Ku tak ingin lagi mengenali kaum
adam
Biarlah manjdai wanita suci
Mebawa kesucian hingga ke liang
lath
Karena jika mengenal lagi kaum
adam,
Ku takut berujung sakit
Bila ditanya,
Mengapa demikan?
Tegas kujawab, pikirkan saja
sendiri!
Karya
:Yan Yuliani
_ 13
Agustus 2011
parasmu
Wajahmu tenang
Hatimu bagi ibu dunia
Disanjung pelinya
Tutr katamu terbiasa bijak
Namun, kau telah menyakitiku
Perkataanmu menohokku hingga ke ulu
hati
Masih adakah parasmu yang agung itu
di hatiku?
Entahlah!
Rasa sakit ini memang bersifat
sementara
Sayang, akan selalu membekas di
hati
Selamanya
Sungguh, aku
terluka olehmu
Oleh lembutan nada
suaramu namun menohok
Oleh gaya bahasamu
namun tak mengerti perasaanku
Oleh kata
teguran darimu yang membuatku takut
Oleh kata manis
yang mencecarku
Oleh emosi yang
terluapkan kepadaku
Oleh
pernyataanmu namun tak mengerti diriku
Maaf, aku tak
terima perlakuanmu
Karya
: Yan Yuliani
_ 15
Juni 2011
Ku ingin
dimengerti
Tak banyak yang tahu
Isi hati ini,
Kuingin dimengerti
Kuselalu
mengerti
Dan selalu
kucoba memahami
Kali ini, ku ingin
dimengerti
Hanya itu
Ku tak ingin dilukai
Karena itu menyakitkan hati
Hanya satu pencegahannya,
Mengerti ke dalam hatiku
Mengertilah, wahai insane di dunia
ini…
Tak bisa ku
mengelak
Bahwa aku
tersakiti
Walau tak
seberapa askitnya
Namun
menimbulkan kepenatan
Tolong mengerti aku
Lihat keadaanku
Begitu ngilu bila kuucap
Raga ini,
Pikiran ini,
Jiwa ini,
Menyatu dalm
mencari arti
Karya
: Yan Yuliani
_5 Juni 2011
Aku Menepi
Sudah kuikhlaskan semua yang
kurasa,
Tentang cinta
Berat yang
kulepaskan
Namun tetap
kujalani
Dengan isak
tangis di hati
Kini aku menepi
Hanya bisa
menunggu,
Kepada siapa
yang bersungguh-sungguh
Untuk
mengajakku berlayar kembali
Kini aku menepi
dari rasa mencintai
Dan juga
dicintai
Aku tak ingin
dicintai
Kalu akhirnya
dibohongi
Aku pun tak
ingin mencintai
Kalau akhitnya
disakiti
Aku salah bila
mencintai
Dan aku keliru
bila dicintai
Mencintai,
Hanya membuatku…dipermainkan oleh
perasaanku sendiri,
Bahwa kumengira sama-sama mencintai
Dicintai,
Hanya membuatku…tersiksa
Karena perasaanku harus ikut merasa
Aku sudah
menepi
Dan akan tetap
masih menunggu,
Tanpa lelah
Bila suatu
hari akan tiba
Aku akan
berlayar
Kepada siapa
yang bersungguh-sungguh
Tak perlu
terucap kata cinta
Yang
kuharapkan, kesungguhan
Dan sama-sama
ada rasa …. Tentang cinta
Karay
:Yan Yuliani
_16
April 2011
Andai Kata
Andai kata,
Ada yang mengizinkanku menangis
Tanpa perlu mengusapkannya
Tanpa perlu tepis
Andai kata,
Ada yang
mengizinkanku cerita
Pastilah
kubercerita
Tanpa perlu di
taanya
Tanpa perlu ada
titik koma
Biar bibir ini
mengeluarkan kata,
Apa adanya
Andai kata,
Ada yang
mengizinkanku marah
Pastilah kumarah
Melepaskan semua
rasa kesal
Tanpa perlu ada
sisa
Aku sadar,
Tak seorang pun
yang mengizinkanku,
Menangis, bercerita, marah
Kecuali diriku
Ya, aku tahu
itu
Tapi aku ingin mengeluarkan kata
dibenak!
Karena itu, kuingin ada yang
mengizinkannya!
Hanya saja aku
sendiri di sini
Merintih rasa
emosi yang terpendam
Dan tertelan
oleh waktu
Ku tak mua hanya MAHA TINGGI
Yang kubagi emosiku padaNya
Tapi juga, sesama manusia,
Siapa pun itu.
Aku hanya ingin meluapkan kata di
benak,
Tiap detik tiap saat, itu saja!
Andai kata, ada
yang mengizinkanku, akan selalu ada waktu untukku
Pastilah aku
tersenyum
Tanpa perlu
kurasakan rapuh lagi
Tanpa perlu
hilang harap\niar kurasakan terus rasa bahagia itu
Ini hanya andai kata,
Yang tetap andai kata
Tak dapat ada dalam nyata,
Tak akan mungkin
Karena suasana yang sendiri ini
Butuh
waktu lama,
Andai kata
menjadi nyata itu!
Entahlah!
Karya
:Yan Yuliani
_
8-9 Februari 2011
Ada
di Luar Kata
Macanmu melindungi kudaku
Siap mencengkram,
Kepada siapa saja yang menyakitiku,
Tak pandang bulu
Senyummu,
senyumku juga
Membuatku
sumringah
Menghilangkan
rasa gundah,
Tak tersisa
Larimu
menyimbangkanku
Mengawasiku
hingga kuterlelap,
Tak pernak lupa
Kewaspadaanmu
membuatku tenang
Selalu merasa
aman dan terjaga,
Tak pernah
mengeluh
Kau pun
pertahruhkan nyawa untukku
Meski kau alami
kerapuhan,
Tak kau pedulikan
Geramanmu
membuatku mengerti
Betapa
pentingnya aku di matamu,
Tak terabaikan,
sedikitpun
Tatapanmu
menyiratkan secuil harap padaku
Diammu pun
memberikan suatu makna, bahwa aku harus liar namun jinak
Nasehat tak
berpudar
Dunia harus
tahu,
Apimu itu tak
menghanguskan tanahku
Melainkan,
menghangatkanku
Dan mengobarkan
semangat di jiwa
Tak berluntur
Sungguh,
Apimu justru
menyuburkan tanahku,
Tak kalah dengan
air
Kudaku tak akan
mengecewakan macanmu
Tanahku tak akan
gersang oleh apimu,
Tak akan pernah
Karya
: Yan Yuliani
28
Januari 2011
Teruntuk MY Father (BapakQuh) yang
bershio macan dan terlahir di hari api, dari anakmu yang bershio kuda dan
terlahir di hari tanah.
(Me: terima kasih banyak atas
pengorbananmu yang tiada henti kau lakukan untukku hingga detik ini, selebihnya
di luar kata)
AKU JANJI … AKAN SELALU MENJADI
JAGOANMU, WALAUPUN AKU CEWEK _4FRNFR_
Jejakmu terhapus
Mungkin aku yang berharap lebih
Lebih yang kau kira
Namun kutak sanggup begini,
Mengikuti jejakmu yang mulai
terhapus
Kucoba terus
ikuti jejakmu
Namun sulit,
Karena kau
melangkah terlalu pasti
Dan
meninggalkanku jauh di belakang
Sungguh sulit
kuikuti
Jejakmu semakin
terhapus oleh terjangan debu
Lantas
menghilang begitu saja diterpa angin
Langkahku pun terhenti
Kulihat
sekeliling,
Banyak jejak
yang lain, bukan jejakmu
Haruskah aku
ikuti salah satu jejak mereka?
Dan berhenti
ikuti jejakmu?
Sulit kupilih
Kupikir,
Tak ada yang
kuikuti satu jejak pun
Aku mulai
menoleh kebelakang
Dan akan
kuciptakkan sendriri jejakku
Aku kembali
melangkah
Tapi melangkah,
membelakangimu,
Menapaki
jejakku sendiri
Kali ini,
Aku tak akan berharap lebih lagi
Aku pun tak akan memerdulikan
jejakku ini,
Akan diikuti olehmu atau tidak
Terserah saja!
Karya
: Yan Yuliani
_ 09
& 10 Januari 2011
Terkapar
Apa yang kuinginkan?
Entahlah
Apa yang kuharapkan?
Entahlah
Mungkin, tak ada sesuatu di benak
Aku tenggelam
dalam bayang samarku
Melepas diri
dari relung semu,
Menerjang
dengan kekosongan
Diriku sadar,
Sedang apa aku
ini?
Terkapar
Mencoba
terbangun dan mencari arti
Namun itu
sia-sia
Aku hanya
menenggelamkan diri
Itu saja
Akan
kubangunkan diriku,
Jika sudah
saatnya
Tak ada daya
upayaku untuk bangkit
Tetap menikmati
keterpurukanku di sini,
Tempat dimana
aku terkapar
Seperti biasa,
Diriku
terkatung-katung dalam mimpi
Tak tahu apa
yang harus kuperbuat
Hanya diam
terkapar
Ada
niat membuka mata,
Lalu
melanjutkan tarianku meski dalam gelap
Namun aku
masih terkapar
Kondisi
terkapar begini,
Tak sanggup
untuk menengadah, menatap langit
Walau kuingin
melakukannya
Karya
: Yan Yuliani
_ 09
Januari 2011
Matahari Hati yang Dirahasiakan
Ada yang tahu teriakan hatiku?
Ada yang tahu hatiku menjerit tak
terkira?
Ada yang tahu hati ini merintih?
Apa ada yang tahu?
Tak ada, hanya Tuhan yang tahu dan
memahami
Hanya satu
mintaku
Saat ini yang
sangat ingin kuutarakan, Tuhan
Aku ingin
Matahari Hati
Hanya itu
Aku tahu dan
yakin
ENGKAU telah
menyiapkannya untukku
Namun masih KAU
rahasiakan
Aku tahu, Tuhan!
Aku tahu…
Aku
diperbolehkan menunggu bukan memaksaMU
Begitu, bukan?
Tapi Tuhan….aku
jenuh dengan hari kelabu ini!
Kuingin Matahari
Hati yang KAU rahasiakan itu!
Hadir
dikehidupanku
Apa bisa
dipertemukan segera?
Aku tak tahu,
Tuhan
Sungguh, aku tak
tahu siapa Matahari Hatiku itu!
Berikanlah jika
masih rahasia
Namun tunjukkan
jika sudah kutemukan
Kapan?! Kapan?!
Ia akan hadir di kehidupanku?
Kapan, Tuhan?
Hati ini sudah
meronta!
Sudah terasa
pilu sekali kujalani kehidupan ini sendiri
Tolonglah,
Tuhan
Baiklah, akan
kucoba menerima hal ini
Jika KAU tetap
merahasiakan Matahari Hatiku
Aku akan tetap
menunggu
Kini aku minta,
hadirkanlah ia pada waktu yang tepat
Entah kapan dan
entah siapa!
Jika Matahari
Hatiku masih dirahasiakan juga olehMU
Kalau begitu,
bawalah aku pada ketegaran hati
Agar kumampu
menjalani hari kelabu
Aku percaya
akan ada Matahari Hatiku
Karya
: Yan Yuliani
_ 04
Januari 2011
Untuk : Secret Boy yang masih
dirahasiakan oleh Allah. Entah siapa n entah kapan. I wait U….!